Bacalah, Niscaya Sukses

Oleh: Buya Kaori

tuliskan jam dan menit Anda memulai membaca artikel ini.
jam …:… menit



Harus disadari bahwa tulisan ini bukan untuk mengajari Anda tentang perilaku orang sukses. Bukan pula kumpulan kiat-kiat agar mejadi sukses. Tetapi merupakan sebuah tulisan yang ditujukan untuk teman-teman yang ingin mengukur kecepatan membaca, dan mengenali hambatan-hambatan dalam memahami suatu bacaan. Sehingga dengan demikian teman-teman Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca dan memproleh pengalaman dalam meningkatkan kualitas pemahaman isi suatu bacaan.

Bagi Guru kegiatan membaca merupakan kewajiban yang tidak dapat ditunda-tunda, sebab kualitas Guru yang rendah berkorelasi dengan kualitas peserta didik yang juga akan rendah, yang akan berimplikasi kepada hasil pendidikan. Selanjutnya, membaca merupakan kegiatan yang mengasah intelektual dan emosional agar lebih berkembang, kemampuan olah pikir dan rasa akan lebih optimal, ketajaman untuk menganalisa berbagai persoalan akan terasah. Inilah kompetensi seorang professional. Professional adalah prasyarat bagi terwujudnya kesejahteraan.

Bagaimana bisa mengharapkan murid untuk rajin membaca kalau Gurunya jarang membaca? ibarat penyakit yang sangat menular, rendahnya kebiasaan membaca Guru Indonesia ternyata ditularkan kepada murid. Hasil seminar pendidikan tahun 2001 di Yogyakarta memperlihatkan bahwa penyebab utama rendahnya mutu pendidikan Indonesia salah satunya adalah kebiasaan membaca Guru yang sangat rendah sekali.
Pada sisi lain, seorang Guru yang aktif membaca saja, setiap harinya dihadapkan pada berbagai bacaan, pagi hari ada banyak koran lokal dan nasional yang harus dibaca, pada saat yang sama Guru dituntut harus mempersiapkan bahan pelajaran dari buku-buku bacaan wajib maupun pelengkap. Pada kesempatan lain Guru harus membaca jurnal-jurnal ilmiah, majalah, bulettin, catatan bahan ajar dan sebagainya. Banyak informasi yang harus Guru serap setiap hari dengan waktu yang sangat terbatas. Mau tidak mau, suka tidak suka Guru harus memiliki kemampuan membaca cepat dan efektif.

Bisakah kecepatan membaca Guru ditingkatkan dan dilatih secara sistematis? Setiap kali diajukan kepada Guru pertanyaan ini selalu mendapat respon yang menarik, bukan jawaban, tetapi justru pertanyaan, bagaimana caranya? sebenarnya kecepatan membaca dapat dikembangkan dan dilatih dengan metode dan tehnik-tehnik yang sistematis dengan dibarengi keinginan untuk menguasai keterampilan membaca dengan kualitas tinggi, namun pengajaran tentang metode ini belum dijumpai secara luas dilembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Sementara itu di negara-negara lain, peningkatan kemampuan membaca tidak hanya diikuti para mahasiswa dan profesional, tetapi ibu-ibu rumah tangga juga ambil bagian.

Membaca selama ini dikembangkan di dunia pendidikan, dimasukkan ke dalam pelajaran bahasa yang lebih dominan mengajarkan pengetahuan berbahasa, bukan suatu materi tersendiri. Sama dengan itu, di perguruan tinggi dan pendidikan menengah kemampuan membaca dianggap telah selesai dan tidak perlu diasah lagi.
Oleh karena itu, untuk mendapat kemampuan membaca cepat dengan kwalitas pemahaman tinggi, niscaya seorang Guru harus membaca dan atau mengikuti latihan bagaimana cara membaca.

Berikut catatan penulis untuk meningkatkan kecepatan membaca dengan kwalitas pemahaman tinggi.

Kecepatan membaca biasanya dihitung dalam satuan kata per menit (word per minutes/wpm) yang dapat kita “lahap”. Rata-rata orang dewasa mampu membaca 400-500 kata per menit. Sedangkan orang-orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, biasanya mampu membaca sekitar 700 sampai 1000 kata per menit. Itu sekitar 1,5 halaman A4.

Pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran dalam membaca cepat adalah saat Anda membaca MAJALAH INI sampai Anda membaca TULISAN INI yang berjudul BACALAH, NISCAYA PROFESSIONAL DAN SEJAHTERA. Tentu, bagaimana sesungguhnya pengalaman Anda, penulis tidak mengetahuinya. Namun penulis mencoba berimajinasi tentang tahapan-tahapan yang Anda lalui dalam membaca majalah dan tulisan ini.


  • Ada saat dimana Anda MEMILIH, MEMILAH, dan MENETAPKAN. Mustahil Anda akan membaca tulisan ini, jika Anda tidak melalui proses tersebut. Sebab penulis berkeyakinan bahwa disekeliling Anda saat ini terdapat pula bahan bacaan lainnya. Yang paling sederhana adalah ketika Anda memilih, memilah dan menetapkan majalah dan tulisan ini untuk dibaca. Tentu dengan alasan yang beragam. Boleh jadi karena, judul, penerbit, penulis, atau bahkan karena berbagai tuntutan peran hidup, seperti menjadi Guru, menjadi Ayah, menjadi Ibu, menjadi anggota masyarakat, menjadi warga Negara, termasuk menjadi Hamba Allah di muka bumi. Hal ini sama halnya ketika seseorang memilih koran, tabloid, buku, atau bacaan lainnya -selanjutnya disebut sumber bacaan-. Ada orang yang membaca karena judul, ada pula orang yang membaca karena penerbitnya. Tetapi ada pula orang yang berminat untuk membaca bukan karena kedua hal yang disebutkan tadi, melainkan karena penulis atau pengarangnya. Namun demikian, kita menyadari bahwa waktu kita terbatas untuk membaca. Sehingga kita harus MENENTUKAN PRIORITAS dalam memilih, memilah, dan menetapkan apa atau bagian mana yang akan kita baca. Agar dapat menentutukan skala prioritas tersebut, terlebih dahulu kita harus melakukan SCANNING atau MEMBACA BAGIAN-BAGIAN UTAMA dari sebuah bahan bacaan.

  • Ada saat dimana Anda BOLAK-BALIK. Karena berbagai sebab, konsentrasi Anda dalam membaca menjadi buyar, sehingga untuk mengenali isi tulisan ini, Anda acap kali bolak-balik ke paragraf atau halaman yang sebelumnya sudah Anda baca. Ini bukanlah suatu hal yang buruk, hanya saja boros waktu dan tidak efektif untuk mengenali isi bacaan. Oleh karena itu sebelum membaca Anda dituntut untuk MENGENALI DAN MENYINGKIRKAN faktor-faktor yang dapat mengganggu konsentrasi dalam membaca, selanjutnya Anda persiapkan pula spidol warna atau stabilo yang berfungsi untuk MENANDAI bagian bacaan yang menurut Anda penting.

  • Ada saat dimana Anda MEMAKASAKAN DIRI MENGHAFAL. Mungkin karena pendidikan kita lebih mengutamakan hafalan ketimbang pemahaman, menyebabkan kita memaksakan diri untuk menghafal apa yang kita baca. Pandangan bahwa orang pintar adalah orang yang hafal adalah keliru, sebab yang akan membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu persolan adalah pemahaman, bukan hafalan.


Untuk membantu Anda dalam memahami sebuah bacaan, penulis mengusulkan pada Anda agar senantiasa membuat catatan kecil pasca Anda membaca suatu bacaan. Kemudian agar pemahaman Anda meningkat, maka praktekkan dan sampaikan pada orang disekitar Anda tentang apa yang sudah Anda tulis dalam catatan kecil tadi.

tuliskan kembali jam dan menit
saat Anda selesai membaca tulisan ini
jam …:… menit

Artikel ini terdiri dari 972 kata. Dengan membagi jumlah kata dengan lama Anda membaca artikel ini, maka Anda akan mendapatkan rata-rata jumlah kata per menit yang dapat kamu baca. Untuk mengevaluasi pemahaman Anda terhadap tulisan ini, mintalah orang lain untuk mendengarkan Anda bicara mengenai topik ini.

0 Komentar: