Nasehat Pernikahan
Allah Subhaanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dengan rasa saling tertarik kepada lawan jenis dan saling membutuhkan, sehingga dengan itu saling mengasihi dan mencintai untuk mendapatkan ketenangan dan keturunan dalam kehidupannya. Bahkan pernikahan adalah merupakan rangkaian ibadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang di dalamnya banyak terdapat keutamaan dan pahala besar yang diraih oleh pasangan tersebut.
Memang untuk mendapatkan keluarga sakinah seperti yang dicita-citakan setiap muslim dan muslimah, tidak semudah yang dibayangkan. Ternyata pemahaman ilmu dien yang cukup dari masing-masing pihak memegang peran penting untuk mewujudkan cita-cita tersebut, mengingat dalam rumah tangga banyak permasalahan yang akan timbul. Seperti bagaimana memenuhi hak dan kewajiban suami-istri, apa tugas masing-masing dan bagaimana cara mendidik anak. Bagaimana mungkin jika tidak kita persiapkan sebelumnya? Di sinilah salah satu hikmah diwajibkannya bagi setiap muslim untuk mencari ilmu.
Sumber : User yang Nge-Print
Kultum Subuh
Di akhir kultum bersama-sama membaca Surat Al-Fatihan untuk para Pahlawan yang Seiman, semoga perjuangan untuk menegakkan Syariat Islam di Indonesia segera bisa terlaksana.
Hiduplah Untuk Hari Ini
Hapus keluh kesah hari kemaren
Hapus keluh kesah masa depan
Hiduplah untuk hari ini
Kesedihan hari kemaren merupakan bencan
kesedihan masa depan merupakan bencana
Hiduplah untuk hari ini
Hiduplah untuk hari ini
Belum tentu besok bisa melihat fajar
Sering kita memikirkan mau jadi apa saya nanti...
Satu hal yang saya ketahui tentang kodrat manusia ialah bahwa kita cenderung untuk menolak hidup ini. kita semua memimpikan taman bunga mawar ajaib di balik cakrawala, padahal kita seharunya dapat menikmati mawar indah yang mekar dan berkembang hari ini diluar jendela rumah kita.
Urut-urutan hidup sungguh sangat aneh ! ketika kecil saya berkata, 'Bila saya sudah besar'. Tapi apa ini artinya ?
Tidak semua yang kita inginkan itu baik bagi kita..,
Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita.
Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot..
Namun, sesuatu pun terjadilah.
Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru.
Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos.
Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan ! Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku. Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi.! Aku tahu aku semakin dekat pada impianku.
Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.
Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ?
Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa..
Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan ?!
Kenapa bukan aku ?! Bagian diriku yang mana yang kurang ?!
Mengapa aku diperlakukan kejam ?!
Aku berpaling pada ayahku.
Katanya, "Semua terjadi karena suatu alasan.."
Selasa, 28 Jan! uari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali.
Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku ?! Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.
Aku teringat kata-kata ayahku, "Semua terjadi karena suatu alasan.." Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.
Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.
Thanks and regards,
email from : Titin Fatimah
Email ini membuat sadar akan do'a-do'a ku yang belum dikabulkan oleh Allah, Allah Maha tahu apa yang terbaik buat kita, walau di dunia kita biasa saja Insya Allah di Akhirat diangkat derajat kita disisinya, Patuh dan Tunduk hanya kepada Allah.
Jalan-jalan ke Monas
Islam Kaffah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah, 2/208
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya [5] menafsirkan maknanya sebagai: “Masuklah ke dalam ketaatan seluruhnya.” Ia menyitir pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Abul ‘Aliyah, Ikrimah, Rabi’ bin Anas, As-Suddiy, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, Adh-Dhahhak, berkata mereka bahwa makna ( كافة ) dalam ayat tersebut: “Beramallah dengan semua amal & seluruh bentuk kebajikan.”
Imam At-Thabari dalam tafsirnya [6] memilih pendapat yang menafsirkannya: “Masuklah ke dalam Islam keseluruhannya.” Iapun menyitir atsar lainnya dari Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu Zaid dan Adh-Dhahhak yang berpendapat demikian. Ini pula pendapat Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya [7], demikian pula Imam Al-Baghawi [8], dan pengarang kitab Fathul Qadir [9].
Dari ayat dan tafsir diatas apa saya sudah masuk Islam secara Kaffah ? itu yang ada di benak saya sekarang. perna suatu ketika seorang temen Akhwat menjelaskan dengan detail tentang Islam Kaffa tetapi kenapa hati ini belum bisa menerima, hingga hari ini terus mencari apa Islam Kaffah itu , baca artikel, baca buku tentang Islam Kaffa tapi hasilnya belum ada.
Ingin sekali masuk Islam Secara Kaffah
Bacalah, Niscaya Sukses
Oleh: Buya Kaori
tuliskan jam dan menit Anda memulai membaca artikel ini.
jam …:… menit
Harus disadari bahwa tulisan ini bukan untuk mengajari Anda tentang perilaku orang sukses. Bukan pula kumpulan kiat-kiat agar mejadi sukses. Tetapi merupakan sebuah tulisan yang ditujukan untuk teman-teman yang ingin mengukur kecepatan membaca, dan mengenali hambatan-hambatan dalam memahami suatu bacaan. Sehingga dengan demikian teman-teman Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca dan memproleh pengalaman dalam meningkatkan kualitas pemahaman isi suatu bacaan.
Bagi Guru kegiatan membaca merupakan kewajiban yang tidak dapat ditunda-tunda, sebab kualitas Guru yang rendah berkorelasi dengan kualitas peserta didik yang juga akan rendah, yang akan berimplikasi kepada hasil pendidikan. Selanjutnya, membaca merupakan kegiatan yang mengasah intelektual dan emosional agar lebih berkembang, kemampuan olah pikir dan rasa akan lebih optimal, ketajaman untuk menganalisa berbagai persoalan akan terasah. Inilah kompetensi seorang professional. Professional adalah prasyarat bagi terwujudnya kesejahteraan. Bagaimana bisa mengharapkan murid untuk rajin membaca kalau Gurunya jarang membaca? ibarat penyakit yang sangat menular, rendahnya kebiasaan membaca Guru Indonesia ternyata ditularkan kepada murid. Hasil seminar pendidikan tahun 2001 di Yogyakarta memperlihatkan bahwa penyebab utama rendahnya mutu pendidikan Indonesia salah satunya adalah kebiasaan membaca Guru yang sangat rendah sekali. Ada saat dimana Anda MEMILIH, MEMILAH, dan MENETAPKAN. Mustahil Anda akan membaca tulisan ini, jika Anda tidak melalui proses tersebut. Sebab penulis berkeyakinan bahwa disekeliling Anda saat ini terdapat pula bahan bacaan lainnya. Yang paling sederhana adalah ketika Anda memilih, memilah dan menetapkan majalah dan tulisan ini untuk dibaca. Tentu dengan alasan yang beragam. Boleh jadi karena, judul, penerbit, penulis, atau bahkan karena berbagai tuntutan peran hidup, seperti menjadi Guru, menjadi Ayah, menjadi Ibu, menjadi anggota masyarakat, menjadi warga Negara, termasuk menjadi Hamba Allah di muka bumi. Hal ini sama halnya ketika seseorang memilih koran, tabloid, buku, atau bacaan lainnya -selanjutnya disebut sumber bacaan-. Ada orang yang membaca karena judul, ada pula orang yang membaca karena penerbitnya. Tetapi ada pula orang yang berminat untuk membaca bukan karena kedua hal yang disebutkan tadi, melainkan karena penulis atau pengarangnya. Namun demikian, kita menyadari bahwa waktu kita terbatas untuk membaca. Sehingga kita harus MENENTUKAN PRIORITAS dalam memilih, memilah, dan menetapkan apa atau bagian mana yang akan kita baca. Agar dapat menentutukan skala prioritas tersebut, terlebih dahulu kita harus melakukan SCANNING atau MEMBACA BAGIAN-BAGIAN UTAMA dari sebuah bahan bacaan. Ada saat dimana Anda BOLAK-BALIK. Karena berbagai sebab, konsentrasi Anda dalam membaca menjadi buyar, sehingga untuk mengenali isi tulisan ini, Anda acap kali bolak-balik ke paragraf atau halaman yang sebelumnya sudah Anda baca. Ini bukanlah suatu hal yang buruk, hanya saja boros waktu dan tidak efektif untuk mengenali isi bacaan. Oleh karena itu sebelum membaca Anda dituntut untuk MENGENALI DAN MENYINGKIRKAN faktor-faktor yang dapat mengganggu konsentrasi dalam membaca, selanjutnya Anda persiapkan pula spidol warna atau stabilo yang berfungsi untuk MENANDAI bagian bacaan yang menurut Anda penting. Untuk membantu Anda dalam memahami sebuah bacaan, penulis mengusulkan pada Anda agar senantiasa membuat catatan kecil pasca Anda membaca suatu bacaan. Kemudian agar pemahaman Anda meningkat, maka praktekkan dan sampaikan pada orang disekitar Anda tentang apa yang sudah Anda tulis dalam catatan kecil tadi. tuliskan kembali jam dan menit Artikel ini terdiri dari 972 kata. Dengan membagi jumlah kata dengan lama Anda membaca artikel ini, maka Anda akan mendapatkan rata-rata jumlah kata per menit yang dapat kamu baca. Untuk mengevaluasi pemahaman Anda terhadap tulisan ini, mintalah orang lain untuk mendengarkan Anda bicara mengenai topik ini.
Pada sisi lain, seorang Guru yang aktif membaca saja, setiap harinya dihadapkan pada berbagai bacaan, pagi hari ada banyak koran lokal dan nasional yang harus dibaca, pada saat yang sama Guru dituntut harus mempersiapkan bahan pelajaran dari buku-buku bacaan wajib maupun pelengkap. Pada kesempatan lain Guru harus membaca jurnal-jurnal ilmiah, majalah, bulettin, catatan bahan ajar dan sebagainya. Banyak informasi yang harus Guru serap setiap hari dengan waktu yang sangat terbatas. Mau tidak mau, suka tidak suka Guru harus memiliki kemampuan membaca cepat dan efektif.
Bisakah kecepatan membaca Guru ditingkatkan dan dilatih secara sistematis? Setiap kali diajukan kepada Guru pertanyaan ini selalu mendapat respon yang menarik, bukan jawaban, tetapi justru pertanyaan, bagaimana caranya? sebenarnya kecepatan membaca dapat dikembangkan dan dilatih dengan metode dan tehnik-tehnik yang sistematis dengan dibarengi keinginan untuk menguasai keterampilan membaca dengan kualitas tinggi, namun pengajaran tentang metode ini belum dijumpai secara luas dilembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Sementara itu di negara-negara lain, peningkatan kemampuan membaca tidak hanya diikuti para mahasiswa dan profesional, tetapi ibu-ibu rumah tangga juga ambil bagian.
Membaca selama ini dikembangkan di dunia pendidikan, dimasukkan ke dalam pelajaran bahasa yang lebih dominan mengajarkan pengetahuan berbahasa, bukan suatu materi tersendiri. Sama dengan itu, di perguruan tinggi dan pendidikan menengah kemampuan membaca dianggap telah selesai dan tidak perlu diasah lagi.
Oleh karena itu, untuk mendapat kemampuan membaca cepat dengan kwalitas pemahaman tinggi, niscaya seorang Guru harus membaca dan atau mengikuti latihan bagaimana cara membaca.
Berikut catatan penulis untuk meningkatkan kecepatan membaca dengan kwalitas pemahaman tinggi.
Kecepatan membaca biasanya dihitung dalam satuan kata per menit (word per minutes/wpm) yang dapat kita “lahap”. Rata-rata orang dewasa mampu membaca 400-500 kata per menit. Sedangkan orang-orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, biasanya mampu membaca sekitar 700 sampai 1000 kata per menit. Itu sekitar 1,5 halaman A4.
Pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran dalam membaca cepat adalah saat Anda membaca MAJALAH INI sampai Anda membaca TULISAN INI yang berjudul BACALAH, NISCAYA PROFESSIONAL DAN SEJAHTERA. Tentu, bagaimana sesungguhnya pengalaman Anda, penulis tidak mengetahuinya. Namun penulis mencoba berimajinasi tentang tahapan-tahapan yang Anda lalui dalam membaca majalah dan tulisan ini.
saat Anda selesai membaca tulisan ini
jam …:… menit