Malam Pertama

Alhamdulillah, pagi tadi saya menerima satu email yang telah diforwardkan oleh seorang sahabat yang menyentuh hati dan rasa.

Apabila menyebut malam pertama, pasti semua orang akan terbayang satu malam yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan. Nikmat duniawi yang tiada tara! Ya, satu malam di mana pasangan pengantin baru yang sah bergelar suami isteri setelah diijab qabulkan akan bersatu, beradu serta berpadu zahir dan batin. Malam penuh bahagia! Terus-terang, sebagai seorang anak muda di usia 21 tahun kini yang masih bujang, persepsi malam pertama yang bahagia di pelaminan ialah malam tersebut pastinya merupakan satu malam yang segalanya indah-indah, asyik-asyik dan nikmat-nikmat belaka!

Tetapi, pernahkah terbayang dan terlintas di benak fikiran kita satu malam lain yang juga dinamakan malam pertama, namun bukanlah malam pertama perkahwinan?

Malam inilah yang menjadi isi kandungan email tersebut. Malam itu ialah MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR!

Pernahkah engkau melihat kuburan?
Pernahkah engkau melihat gelapnya kuburan?
Pernahkah engkau melihat sempit dan dalamnya liang lahat?
Pernahkah engkau membayangkan kengerian dan kedahsyatan alam kubur?
Sedarkah engkau bahawa kuburan itu dipersiapkan untukmu dan untuk orang-orang selain darimu?

Bukankah telah silih berganti engkau melihat teman-teman, orang-orang tercinta dan keluarga terdekatmu diusung dari dunia fana ini ke kuburan?

Wahai anak Adam, apa yang telah engkau persiapkan saat malam pertamamu nanti di alam kubur? Tidakkah engkau tahu, bahwa ia adalah malam yang sangat mengerikan. Malam yang kerananya para ulama’ serta orang-orang yang soleh menangis dan orang-orang bijak mengeluh. Apa tidaknya, kala itu kita sedang berada di dua persimpangan dan di dunia yang amat berbeza.

“Suatu hari pasti engkau akan tinggalkan tempat tidurmu (di dunia), dan ketenangan pun menghilang darimu. Bila engkau berada di kuburmu pada malam pertama, demi Allah, fikirkanlah untung nasibmu dan apa yang akan terjadi padamu di sana?”

Hari ini kita berada di dunia yang penuh keriangan dengan anak-anak, keluarga dan sahabat anda, dunia yang diterangi dengan lampu-lampu yang berbagai warna dan sinaran, dunia yang dihidangkan dengan berbagai makanan yang lezat-lezat serta minuman yang enak, tetapi pada keesokannya kita berada di malam pertama di dalam dunia yang kelam gelap-gulita, lilin-lilin yang menerangi dunia adalah amalan-amalan yang kita lakukan, dunia sempit yang dikelilingi tanah dan bantalnya juga tanah.

Pada saat kita mulai membuka mata di malam pertama kita di alam kubur, segala-galanya amat menyedihkan, tempak raung memenuhi ruang yang sempit tapi apa daya semuanya telah berakhir. Itukah yang kita mahukan? Pastinya tidak bukan? Oleh itu beramallah dan ingatlah sentiasa betapa kita semua akan menempuhi MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR!

Di dalam usahanya mempersiapkan diri menghadapi malam pertama tersebut, adalah diceritakan bahawa Rabi’ bin Khutsaim menggali liang kubur di rumahnya. Bila ia mendapati hatinya keras, maka ia masuk ke liang kubur tersebut. Ia menganggap dirinya telah mati, lalu menyesal dan ingin kembali ke dunia, seraya membaca ayat:

“Ya Rabbku, kembalikanlah aku semula (ke dunia), agar aku dapat berbuat amal soleh terhadap apa yang telah kutinggalkan (dahulu).” (Surah Al-Mu’minun, ayat 99-100)

Kemudian ia menjawab sendiri; “Kini engkau telah dikembalikan ke dunia wahai Rabi’..” Dan disebabkan hal tersebut, Rabi’ bin Khutsaim didapati pada hari-hari sesudahnya sentiasa dalam keadaan beribadah dan bertaqwa kepada Allah!

Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis atas kematian dan sakaratul maut yang bakal menjemputmu? Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis atas kuburan dan kengerian yang ada di dalamnya? Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis kerana takut akan hausnya di hari penyesalan? Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis kerana takut kepada api Neraka di Hari Kiamat nanti?

Sesungguhnya kematian pasti menghancurkan kenikmatan para penikmatnya. Oleh itu, carilah (kenikmatan) hidup yang tidak ada kematian di dalamnya. “Ya Allah, tolonglah kami ketika sakaratul maut!”

Justeru, bersamalah kita fikirkan MALAM PERTAMA ini dengan mata hati.. Semoga cahaya kesedaran bersarang di hati kita dan nur keinsafan tertancap sekaligus melimpahi jiwa-jiwa kita. Semoga kita semua terlepas dari ‘azab kubur dan beroleh nikmat SyurgaNya di Akhirat kelak. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Sekelumit Hari Ini

He... jelek ky bebek mang susah ngomong ma orang Elit !
Dari pagi Gw di kerjain mulu !
Biarin .. !!! suatu saat lu ada balasannya
Baik GW yang bales pa Allah

Ton … mang dasar orang yang paling GW sebelin seduniaaaaaaaaaaaaaaaaaa tuh Cuma Ton seorang
G ada yang laen
Rseseseseseseses
Bikin GW sepot jantung luh

Dr pagi kerjaannya Cuma mancing emosi orangggggg terusuuuus

PUAS PUAS PUAS PUAS !!!!!

Rese Rese Rese

TON jelekkkkkkkkkk ky bebebeekkkkkkkkkkkkkkkkk


Sebel sebel Sebel sebel Sebel sebel

Begitu sebelkah... diriku