Menghalau Rasa Sedih

Menghalau Rasa Sedih


Petunjuk Pertama


Usahakan untuk tetap sibuk orang yang bersedih hati harus menyibukkan diri dengan bekerja. kalau tidak, ia akan hancur dalam keputusasaan


Petunjuk Kedua


Janganlah membiarkan diri kita bersedih dan dihancurkan oleh perkara-perkara kecil dan tak berarti yang seharunya kita buang dan kita lupakan. ingatlah bahwa hidup ini terlalu singkat untuk memikirkan perkara yang kecil-kecil.



Petunjuk Ketiga


"Marilah kita periksa kembali catatan kita" kemudian perbandingkan pada diri anda, "Menurut hukum normal, berapa besarkah kemungkinan terjadinya hal yang anda takutkan dan anda sedihkan ?


Petunjuk Keempat


Terimalah kenyataan dan sesuaikan diri anda dengan kenyataan tersebut.




Monumen Keserakahan

MONUMEN KESERAKAHAN



Perut lapar dan syahwat yang terangsang,
pemicu teknologi kemajuan peradaban.
Otak cerdas berpadu hati yang gersang,
lahirkan materi untuk sesembahan.

Sawah tambak dikubur dengan paksa,
perumahan manusia berdiri dengan angkuh.
Sahabat air siap datang kapan saja,
mari bersiap dengan ruang-ruang tamu.

Suara gledek terdengar semakin dekat,
tanda ketukan pintu dari sahabat langit.
Penghuni perumahan santai melepas penat,
warga kampung cemas terbirit-birit.

Tower ponsel sungguh gagah bagai raja,
berkaki beton melabrak perkampungan padat.
Tak perduli lapangan ataupun gang sempit,
demi titik GPS dan otak-otak sakit.

Ribut antar warga yang sebelumnya rukun,
pro kontra TOWER MONUMEN KESERAKAHAN.
Demi perut buncit dan hasrat kelamin,
terbeli kerukunan dengan pertikaian.

Ruh menjerit haus meronta kelaparan,
jama'ah subuh sungguh mengenyangkan.
Masyarakat jahiliyah berkedok modern,
hindari masjid untuk sholat bareng.

Nabi dan Rosul baru telah diturunkan,
SINDIRAN Tuhan bagi peradaban JAHILIYAH.
Hati yang beku membatu busuk dan karatan,
tidak tersindir justru sinis dan marah.

Ada apa dengan perumahan dan kebanjiran?
Ada apa dengan tower dan pertikaian warga?
Ada apa dengan subuh dan sepinya jama'ah?
Ada apa dengan nabi palsu sindiran Tuhan?

Akibat ilmu yang dibungkam oleh nafsu.
Akibat perut yang tak pernah kenyang.
Akibat karat hati dan Ruh yang terlupakan.
Akibat seruan Nabi asli yang selalu dilecehkan.

Bencana demi bencana telah datang bergiliran,
rangkaian SunatuLlah yang telah ditetapkan,
atas bangsa yang kaya MONUMEN KESERAKAHAN.
Tobat keseluruhan insyaAlloh menghentikan.

Cak KoBiNK