MONUMEN KESERAKAHAN
Perut lapar dan syahwat yang terangsang,
pemicu teknologi kemajuan peradaban.
Otak cerdas berpadu hati yang gersang,
lahirkan materi untuk sesembahan.
Sawah tambak dikubur dengan paksa,
perumahan manusia berdiri dengan angkuh.
Sahabat air siap datang kapan saja,
mari bersiap dengan ruang-ruang tamu.
Suara gledek terdengar semakin dekat,
tanda ketukan pintu dari sahabat langit.
Penghuni perumahan santai melepas penat,
warga kampung cemas terbirit-birit.
Tower ponsel sungguh gagah bagai raja,
berkaki beton melabrak perkampungan padat.
Tak perduli lapangan ataupun gang sempit,
demi titik GPS dan otak-otak sakit.
Ribut antar warga yang sebelumnya rukun,
pro kontra TOWER MONUMEN KESERAKAHAN.
Demi perut buncit dan hasrat kelamin,
terbeli kerukunan dengan pertikaian.
Ruh menjerit haus meronta kelaparan,
jama'ah subuh sungguh mengenyangkan.
Masyarakat jahiliyah berkedok modern,
hindari masjid untuk sholat bareng.
Nabi dan Rosul baru telah diturunkan,
SINDIRAN Tuhan bagi peradaban JAHILIYAH.
Hati yang beku membatu busuk dan karatan,
tidak tersindir justru sinis dan marah.
Ada apa dengan perumahan dan kebanjiran?
Ada apa dengan tower dan pertikaian warga?
Ada apa dengan subuh dan sepinya jama'ah?
Ada apa dengan nabi palsu sindiran Tuhan?
Akibat ilmu yang dibungkam oleh nafsu.
Akibat perut yang tak pernah kenyang.
Akibat karat hati dan Ruh yang terlupakan.
Akibat seruan Nabi asli yang selalu dilecehkan.
Bencana demi bencana telah datang bergiliran,
rangkaian SunatuLlah yang telah ditetapkan,
atas bangsa yang kaya MONUMEN KESERAKAHAN.
Tobat keseluruhan insyaAlloh menghentikan.
Cak KoBiNK